Jumat, 21 Februari 2014



HUBUNGAN NEGARA ISLAM DAN NEGARA INDONESIA
Makalah ini disussun untuk memenuhi tugas ujian akhir semester mata kuliah
BAHASA INDONESIA
Dosen pengampu :Dr Ening Hernit
 
Disusun oleh :  
Agus Triyanta            13120043
I / SKI / B
PROGRAM STUDI SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.                Latar belakang                                                                                               
Pada dasarnya, tujuan akhir setiap pengajaran bahasa ialah para pelajar terampil berbahasa, seperti terampil menyimak, terampil berbicara, terampil membaca, dan terampil menulis. Dengan kata lain para pelajar dituntut untuk terampil berbahsa lisan dan tulisan. Agar tujuan tersebut tercapai diperlukan  penguasan kosa kata yang mempuni berkaca dari sejarah dalam beberapa kurun waktu yang lalu.  Indonesia mengalami bebrapa perubahan ejaan sebelum EYD di resmikan pada 16 Agustus 1972 Indonesia melawati beberapa fase ejaan bahasa seperti Ejaan van Ophuyen, Ejaan Suwardi yang memiliki perbedan-perbedan ejaan bahasa.
Dalam pembakuan bahasa, ejaan mempunyai fungsi yang penting yaitu sebagai landasan pembakuan tata bahasa, kosa kata peristilahan, serta sebagai alat penyaring unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia. Mengingat pentingnya fungsi itu pembakuan ejaan namun, bukan berarti harus bahasa tidak baku karena sebenarnya penggunaan bahasa pada dasarnya digunakan sesuai dasar situasi pemakai.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah perbedaan ejaan Ophuysen, ejaan Suwardi dan EYD?
2.      Mengapa mempertahankan Ejaan lama?
C.     Manfaat Penelitian
1.      Untuk menyelesaikan tugas perkuliahan.
2.      Sebagai sarana  informasi kebahasan.
3.      Memberi gambar perkembangan bahasa Indonsia.
D.       Landasan Teori
            Perkembangan Bahasa Indonesia berbicara sejarah ejaan bahasa Indonesia  kita akan diajak menengok kembali ke tahun 1900 di mana bahasa itu mengalami perubahan-perubhan signifikan. Ejaan Ophuysen ditetapkan pada tahun 1901. Berdasarkan peraturan ejaan bahasa Melayu menggunakan huruf latin. Perubahan ejaan tersebut berdasarkan rancangan  Charles Adrisen van Ophuysen dibantu Tengku Narwi, Mohamad Talib, Soetan Ibrahim, dan Soetan Ma’moer.
Ejaan Suwandi ditetapkan pada tahun 1947 berdasarkan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 19 Maret 1947, No.267/Bhg A pada saat itu Suwandi menjabat menteri PP & K. Perubahan ejaan dilakukan berdasarkan Ejaan Ophuysen bertujuan untuk menyederhanakan ejaan telah berlaku dimasyarakat umum mengenal ejaan ini dengan nama ejaan Republik. Beberapa usulan dari panitia belum bisa diterima karena masih harus ditinjau kembali,sebagai langkah awal usaha penyederhanaan ejaan disambut baik oleh semua pihak. Pada tahun 1954, diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia yang ke 2 di Medan. Atas prakarsa Mohammad Yamin membahas ejaan dalam kongres memutuskan pembentukan badan yang menyusun peraturan ejaan praktis. Bahasa Indonesia, berdasarkan surat keputusan tanggal 19 Juli 1956 No 448776 / S Menteri PP & K membentuk sebuah panitia pada tahun 1967 yang diketua oleh Priyono-katoppo yang berhasil merumuskan patokan-patokan baru.
Pada tahun 1959, berlangsung sebuah perjanjian antara Indonesia dengan persekutuan  Melayu. Perjanjian tersebut menghasilkan usaha menyamakan ejaan kedua Negara akhir tahun 1959, sidang perutusan Indonesia Melayu menghasilkan konsep ejaan bersama yang dikenal dengan nama Ejaan melindo. Sesuai perkembangan nasional, Lembaga Bahasa dan Kesusastraan tahun 1968 menjadi lembaga Bahasa Nasional akhir tahun 1975, menjadi pusat pembinaan dan pengembangan Bahasa menyusun program pembakuan bahasa Indonesia.
Berdasarkan surat keputusan Menteri P & K pada tanggal 19 September 1967 kemudian disahkan Panitian Ejaan Bahasa Indonesia untuk menyusun konsep yang merangkum segala usaha penyempurnaan yang terdahulu. Atas perintah ketua Gabungan V Komando Operasi Tertinggi rancangan peraturan perejaan dipakai sebagai bahan oleh Tim Ahli Bahasa KOTI di bentuk ketua Gabungan V KOTI berdasarkan surat keputusan pada tanggal 21 Februari 1967  No. 0011/G-5/II/1967. Dalam kominikasi bersama  Menteri Pendidikan dan Budaya Indonesia dengan Menteri Pelajaran Malaysia menyetujui rancangan Bahasa untuk kedua Negara. Rancangan itu kemudian dilengkapi di dalam Seminar Bahasa Indonesia di puncak Bogor tahun 1972 diperkenalkan secara luas antar-Lembaga Negara pada akhirnya pada peringatan hari Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1972  diresmikan aturan ejaan yang baru berdasarkan Keputusan Persiden No.57 tahun 1972 menadai lahir EYD yang berlaku hingga sekarang.[1]














BAB II
PEMBAHASAN
A.    Perbedaan ejaan Ophuysen, ejaan Suwardi dan ejaan yang disempurnakan   
Pasal
EjaanVan Ophuysen
Ejaan Suwardi
Keterangan
1
A
A
Ha an nah ahmad hawa naskah
2
I
Ai
Hai aiar kali mulai   tak oesah dinjatkan titik doea hoeruf i
3
Au
Au
Kau, engkau tembakau, gurau lampau berhoeboeng
4
B
B
Batoe baboe sebab nasib
5
D
D
Di dik dari ahad Ahmad
6
Dj
Dj
Djoega hoedjan djandji
7
E
E
Emas, sobarsate  heran,soerat-menjoerat,
8
G
G
Gelang, gampamg balig
9
H
H
Ha ah tahoen tahun
10
I
I
Ia ilmu kali hasil
11
J
J
Ja saja jakin sajang
12
K
K
Kami anak soekar
13
L
L
Lama hal laloe
14
M
M
Moe kamoe mau mandi kolam
15
N
N
Tani nikmat nenas teman
16
Ng
Ng
Telinga loebang lengang
17
Nj
Nj
Njaman anaknja mengenjam
18
O
O
Oleh bohong
19
Oe
Oe
Guru mau laut kau ngkau guruau doea
20
P
P
Loepa asap pasir
21
R
R
Rasa pasar baroe
22
S
S
Bisa soedah basah balas
23
T
T
Satoe toean patah koeat
24
Tj
Tj
Katjang tjukur tjemburu Tjerita[2]
25
W
W
Sewa wakil kawan

No.
Ejaan Suwardi
EYD
1.
 Dj = djadjan
 J = jajan
2.
 J = sajang
Y = sayang
3.
 Nj = mojar
Ny = monyet
4.
Sj = masjarakt
Sy = masyarakat
6.
Tj = tjara
C = cara
7.
Ch = achir
Kh = akhir
8.
Y = panitiya
I = panitia

            Kedua gabungan huruf ini sebenarnya tidak terdapat dalam ejaan lama. Di samping itu, diresmikan huruf-huruf berikut ini,
f           fasih
u          universitas
z          zakat
q          Quran                
x          xenon
Ejaan Van Ophuijen dan Ejaan Suwardi hanya menetapkan satu sistem ejaan, sedangkan EYD mengunakan dua sistem ejaan, yaitu ejaan fonemik sebagai bahasa EYD dan ejaan Etimologi. Dengan kata lain, EYD adalah sistem dwitunggal ejaan yang merupakan hasil pembakuan dalam bidang ejaan karena bahasa Indonesia berstatus bahasa Negara.
Huruf Abjad
Huruf
Nama
Huruf
Nama
Huruf
Nama
A
A
J
Je
S
Es
B
Be
K
Ka
T
Te
C
Ce
L
El
U
U
D
De
M
Em
V
Fe
E
E
N
En
W
We
F
Ef
O
O
X
Eks
G
Ge
P
Pe
Y
Ye
H
Ha
Q
Ki
Z
Zet
I
El
R
Er



B.     Alasan Mempertahankan Ejaan Lama
Bahasa dan kosa kata di antaranya di era perkembangan, bahasa Indonesia  melewati tiga fase perubahan Ejaan van Ophuysen, Ejaan Suwardi, dan Ejaan EYD di era reformasi ini masih ditemukan pemakain ejaan lama dalam ke hidupan sehari-hari hal ini disebabkan oleh rasa cinta terhadap masa lalu oleh sekolompok orang tidak jarang diekspresikan dalam bentuk nama produk jadi atau nama orang yang menggunakan ejaan lama seperti di bawah ini    
No.
EjaanVan Ophuysen
Ejaan Suwardi
Ejaan EYD
1.
DJi Sam Soe
Ji some sue
Ji Sam Su
2.
Bentaul
Bentaul
Bentul
3.
Sampaurna
Sajmpoerna
Sampurna
4.
Gaudang  garam
Guedang garam
Gudang garam
5.
Abdoellah Tjoet 
Abdullah Tjut
Abdullah Cut
6.
Bagdja Waloeja Djati  
Bagja Waluja Djati
Bagja Waluya Jati 
7.
Djoni Hoetasoehoet 
Djoni Hutasuhut 
 Joni Hutasuhut  
8.
Nji Ajoe Soenji 
Nji Aju Sunji 
Nyi Ayu sunyi
Alasan mempertahankan Ejaan Van Ophuyen Ejaan suwandi dan Ejan EYD ialah pengunan  nama yang terpengaruh ejaan van Opsen atau Suwandi tidak terhakimi atau tidak terikat oleh EYD dengan artian penggunan Ejaan lama tidak di permasalahkan dalam ke bahasa Indonesia. Penggunaan Ejaan lama dalam kehidupan sehari lazim dipakai karena adanya perasaan ingin bernostalgia ke masa lalu contoh [3]penggunaan ejaan lama dalam nama produk–produk kormesil seperti nama salah satu rokok dalam bentuk lain pengunaan Ejaan lama terlihat dalam nama café,hotel, dan menu makan.











BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pada dasarnya, tujuan akhir setiap pengajaran bahasa ialah para pelajar terampil berbahasa, seperti terampil menyimak, terampil berbicara, terampil membaca, dan terampil menulis. Dengan kata lain para pelajar dituntut untuk terampil berbahsa lisan dan tulisan. Agar tujuan tersebut tercapai diperlukan  penguasan kosa kata yang mempuni berkaca dari sejarah dalam beberapa kurun waktu yang lalu.Indonesia mengalami bebrapa perubahan ejaan sebelum EYD diantaranya ejaan  Van Ophuyen ditetapkan pada tahun 1901. Berdasarkan peraturan ejaan bahasa Melayu mengunakan huruf latin Ejaan suwandi ditetapkan pada tahun 1947 berdasarkan surat keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayan tanggal 19 Maret 1947, No.267/Bhg A        Perbedaan ejaan Ophuysen, ejaan Suwardi dan ejaan yang disempurnakan Ejaan Van Ophuyen  A, I, AU,B,D DJ, E,G,H,I,J,K,L,M,N,G,H,,J,K,L,M,NG,NJ,O,OE,P,R,S T,TJ,W                                                                                                                         Ejaan Suwandi A,AI,AU,B,D,DJ,E,G,H,I,J,K,L,M,N,G,H,I,L,M,N,NG,NJ,O,U,P,R,S,T TJ,W                                                                                                                              Ejaan yang disempurnakan A,B,C,D,E,F,G,H,I,J,K,L,M,N,O,P,Q,R,S,T,U,V,W,X,,Z
Alasan mempertahankan Ejaan Van Ophuyen Ejaan Suwandi dan Ejaan EYD ialah sebab pengunaan  nama yang terpengaruh ejaan van Opsen atau Suwandi tidak terhakimi atau tidak terikat oleh EYD dengan artian peggunan Ejaan lama tidak di permasalahkan dalam kebahasaan Indonesia.
B.     SARAN      
Terima kasih saya ucapkan pada semua pihak yang membantu saya dalam pembuatan makalah ini. Saya menyadari masih banyak kesalahan dalam makalah ini, maka daripada itu saya mohon kritik dan saran untuk kesmpurnan makalah ini.


[1] Henry Guntur, Pengajaran Ejaan Bahasa Indonesia , (Bandung : Angkasa, 2009), Hlm. 7-8.
[2]Ening Herniti, Bahasa Indonesia (Yogyakrta : Pokja Akdemik UIN Sunan Kalijaga, 2005), hlm. 7-11.
[3] Catanan kang hasan; makalah Ejaan yang di sempurnakan  tanggal 28-12-2013 Http//www. Kang Hendi.Blog spot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar